[Review J-Drama] Boku Dake ga Inai Machi (Live Action Series)

[Review J-Drama] Boku Dake ga Inai Machi (Live Action Series)

Baca Juga Review Lainnya

Boku Machi (Boku Dake ga Inai Machi / ERASED) lagi-lagi mendapatkan adaptasi live action. Untuk kali ini live action Boku Machi digarap oleh Netflix, perusahaan hiburan yang biasanya menampilkan drama-drama dan film keren misterius. Berbeda dengan live action sebelumnya dari distribusi Warner Bros yang dijadikan sebuah movie, live action garapan Netflix diangkat menjadi series 12 episode seperti versi anime.
Live action Boku Machi garapan Netflix lebih detail ceritanya, jadi lebih berasa serunya karena dibuat serial 12 episode dibandingkan dengan versi movie yang hanya diambil poin-poin pentingnya saja. Disamping itu live action Boku Machi garapan Netflix pemainnya lebih cakep-cakep.

Tatsuya Fujiwara (aktor yang dulu pernah membintangi serial drama Jepang, Itazura no Kiss) berperan sebagai Satoru Fujinuma di serial drama live action Boku Machi (Boku Dake ga Inai Machi) garapan Netflix
Tatsuya Fujiwara (aktor yang dulu pernah membintangi serial drama Jepang, Itazura no Kiss) berperan sebagai Satoru Fujinuma.

Kasumi Arimura berperan sebagai Airi Katagiri. Lebih cakep dari live action versi movie.
Kasumi Arimura berperan sebagai Airi Katagiri. Lebih cakep dari live action versi movie.

Kayo Hinazuki yang diperankan oleh Rio Suzuki lebih imut dan gemesin daripada versi live action movie
Dan yang paling gemesin si Kayo Hinazuki yang diperankan oleh Rio Suzuki. Lebih imut ketimbang versi live action movie. Apalagi kalo dia bilang “Baka nano?”. Beuh, imutnya mirip kayak di anime :v

Kayo Hinazuki (versi usia dewasa) datang mengunjungi Satoru membawa anaknya hasil pernikahan dengan teman Satoru, Sugita Hiromi
Scene paling ngeselin akhirnya keluar :v Gimana gak kesel, udah ditolongin biar gak diculik dan dibunuh eh malah mereka berdua, Kayo Hinazuka sama Sugita Hiromi malah nikah. Dengan santai si Kayo dateng ngunjungin Satoru ke rumah sakit (pada saat itu Satoru baru siuman dari tidur panjang 15 tahun) sambil gendong anaknya yang masih bayi. How can you do that? Gak ada perasaan kah dirimu Kayo sama Satoru yang udah susah payah kenalan sama elu, nyelametin elu? Padahal dulu awal-awal mikir Satoru sama Kayo bakal happy ending. Eh ternyata, NTR parah, Sugita tukang tikung :v Oke bodo amat, bukan takdir kali yee. Mungkin Satoru bakal sama Airi. Dan ternyata.. tidak juga :v Kasian amat coba’ idupnya ini orang :v

Scene terakhir Satoru bertarung dengan Pak Yashiro yang berbeda dengan versi anime maupun live action movie
Scene klimaks terakhir untuk ketiga film sangat berbeda. Dalam anime, Satoru yang duduk di kursi roda bertarung di atap rumah sakit dengan Pak Yashiro. Di live action movie, Satoru saling bertarung dengan Pak Yashiro bahkan sampai berdarah kena sabetan pisau di lehernya, hingga polisi datang dan menangkap Pak Yashiro. Dan untuk versi live action series Netflix begitu jauh berbeda. Ceritanya dirubah dimana Satoru mengikuti kegiatan menonton festival kembang api di sebuah taman hutan yang diadakan oleh Pak Yashiro, hingga akhirnya mereka berdua bertemu di jembatan gantung.

Jadi, sudah 3 kali aku nonton ini (versi anime, live action movie, dan live action series garapan Netflix) tapi tetep aja gak bikin bosen. Keren abis, ceritanya seru, misterinya itu loh bikin penasaran. Very very recommended banget deh buat kalian yang suka anime, drama, atau film bergenre misteri! Dan lagi Netflix drama’nya juga keren-keren, misterinya seru-seru buat diikutin. Berharap mereka mengadaptasi anime Steins Gate atau Zetsuen no Tempest yang ceritanya mirip Boku Machi. Netflix kan suka cerita misteri yang rumit-rumit gitu. Hahaha :v

SHARE
Subscribe untuk dapet update review terbaru

Related Posts

1 komentar

Posting Komentar